MAKALAH
FUNGSI-FUNGSI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu
Administrasi Negara
Dosen :Yanto Heryanto, S.Sos., M.Si.
Disusun Oleh:
Maryati 113090103
Indra Sutianto 113090117
Alfian 113090116
Kelas:AN 1/E
PRODI ILMU
ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU
SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS
SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2014
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan
kehadirat Allah SWT. karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini berjudul “Fungsi-fungsi Administrasi Pendidikan”. Makalah
ini disusun agar dapat bermanfaat sebagai media sumber informasi dan
pengetahuan.
Ucapan terima kasih kepada Dosen Mata
Kuliah Pengantar Ilmu Administrasi Negara, teman-teman dan semua pihak
yang telah terlibat dan memberikan bantuan dalam bentuk moril
maupun materil dalam proses penyusunan makalah ini, sehingga dapat
selesai tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat
dibutuhkan.Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna serta bisa
digunakan sebagaimana mestinya.
Cirebon, Mei 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
A.
LATAR BELAKANG....................................................................... 1
B.
RUMUSAN MASALAH................................................................... 1
C.
TUJUAN............................................................................................. 2
D.
MANFAAT......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................
A.
PENGERTIAN
ADMINISTRASI................................................... 3
B.
PENGERTIAN
ADMINISTRASI PENDIDIKAN....................... 5
C.
FUNGSI-FUNGSI
ADMINISTRASI PENDIDIKAN................... 7
1.
Fungsi-fungsi
administrasi pendidikan........................................... 7
a.
Planning.......................................................................................... 7
b.
Organizing...................................................................................... 9
c.
Staffing........................................................................................... 11
d.
Directing......................................................................................... 12
e.
Coordinating 13
f.
Budgeting....................................................................................... 14
g.
Motivating...................................................................................... 15
h.
Controlling...................................................................................... 16
i.
Evaluating....................................................................................... 18
D.
PRINSIP DAN
TUJUAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN....... 19
BAB III PENUTUP.......................................................................................
A.
KESIMPULAN...................................................................................21
B.
SARAN................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Konsep pembelajaran fungsi-fungsi administrasi telah
dikenal sejak lama dengan berbagai asumsi. Administrasi bisa dikenal sebagai
materi, menyuruh orang agar bekerja, mencapai suatu tujuan melalui upaya orang
lain, memanfaatkan manusia, uang, dan sebagainya. Untuk memperoleh gambaran
yang lebih luas dan komperensif, tentang administrasi, makalah ini akan
mengemukakan fungsi dan tujuan yang berlaku dalam administrasi.
Seperti halnya
dalam bidang lain, dalam perkembangan administrasi sering terjadi asumsi, teori
dan pandangan yang melengkapi mengubah bahkan mengganti sebagian dengan
perombakan itu, administrasi seolah maju dan berkembang segala kemajuan
kehidupan manusia. Hal ini menunjukkan administrasi hadir dalam kehidupan
manusia sejak zaman dahulu sampai yang akan datang.
Administrasi
sebagai suatu kegiatan bersama terdapat dimana-mana selama ada manusia yang
hidup dan bekerjasama dalam kelompok. Jika kita melihat sebuah pabrik bekerja
menghasilkan semacam benda sebagai produknya, maka di situ kita melihat ada
administrasi. Jika kita melihat suatu lembaga yang melatih dan memberikan suatu
pelajaran yang akhirnya mereka mendapat sertifikat dari proses pendidikan
itu,maka distu ada administrasi pendidikan. Jika kita melihat suatu lembaga
yang mempunyai suatu organisasi yang tersusun baik ataupun terencana, maka di
situ kita melihat ada sebuah manajemen, dan disetiap lingkungan mempunyai
proses pengelolaan pembelajaran.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latar belakang di atas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari administrasi?
2. Apa pengertian dari administrasi pendidikan?
3. Apa fungsi dari administrasi pendidikan?
C. TUJUAN
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Agar mengetahui pengertian dari administrasi
2. Agar mengetahui pengertian dari administrasi
pendidikan
3. Agar memahami fungsi-fungsi dari administrasi
D. MANFAAT
Manfaat
pembuatan makalah ini sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui arti dari administrasi
2. Dapat mengetahui arti dari administrasi
pendidikan
3.
Dapat memahami fungsi-fungsi administrasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ADMINISTRASI
Secara sederhana administrasi itu berasal dari kata latin “ad” dan
“ministro”. Ad mempunyai arti “kepada” dan ministro beraarti “melayani”. Secara
bebas dapat diartikan bahwa administrasi itu merupakan pelayanan atau
pengabdian terhadap subjek tertentu. Administrasi dalam arti sempit adalah aktivitas ketatausahaan,
berupa penyusunan dan pencatatan keterangan yang diperoleh secara sistematis.
Administrasi dalam arti luas yaitu suatu kegiatan antara 2 orang atau kelompok
yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan
yang telah di tentukan.
Menurut Herbert A. Simonn:
Administration can be
defined as the activities of groups cooperating to accomplish common goals. Jadi baginya admnistrasi dapat
dirumuskan sebagai kegiatan-kegiatan kelompok kerja sama untuk mencapai
tujuan-tujuan bersama (Simon, 1959: 3).
Menurut Leonard D. White:
Administration is a
process common to all groups efforts, public or private, civil or military. Jadi baginya administrasi
adalah suatu proses yang umum ada pada setiap usaha kelompok-kelompok, baik
pemerintah maupun swasta, baik sipil maupun militer, baik dalam ukuran besar
maupun kecil (White, 1955: 1).
Menurut Prajudi Atmosudirdjo:
Administrasi
merupakan suatu fenomena sosial, suatu perwujudan tertentu di dalam masyarakat
modern. Eksistensi daripada administrasi ini berkaitan dengan organisasi,
artinya administrasi itu terdapat di dalam suatu organisasi. Jadi barang siapa
hendak mengetahui adanya administrasi dalam masyarakat ia harus mencari
terlebih dahulu suatu organisasi yang masih hidup, di situ terdapat
administrasi (Atmosudirdjo, 1982:
39-40).
Menurut The Liang Gie:
Administrasi adalah segenap
rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh
sekelompok orang dalam kerja sama mencapai tujuan tertentu.
Menurut Sondang P. Siagian:
Administrasi
adalah keseluruhan proses pelaksanaan dari keputusan- keputusan yang
telah diambil dan pelaksanaan itu pada umumnya dilakukan oleh dua
orang manusia atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditentkan
sebelumnya.
Menurut Hadart Nawawi:
Administrasi
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan sebagai proses pengendalian usaha
kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan
sebelumnya (Kencana Syafiie, 2006: 14).
Definisi
para ahli tentang administrasi ini sangat banyak karena pada prinsipnya mempunyai pengertian yang sama
yaitu antara lain:
a.
Kerja sama;
b.
Banyak orang;
c.
Untuk mencapai tujuan bersama (Kencana
Syafiie, 2006: 15).
Artian
di atas dimaksudkan sebagai administrasi dalam arti luas, sedangkan
pengertian dalam arti sempit adalah administrasi sebagaimana yang sering kita dengar sehari-hari yait
tata usaha. Memang tata usaha merupakan unsur daripada administrasi dalam
arti luas, secara lengkap unsur-unsur
pelaksanaannya tersebut sebagai berikut:
(liang
Gie, 1983:12).
a.
Pengorganisasian;
b.
Manajemen;
c.
Tata hubungan;
d.
Kepegawaian;
e.
Keuangan;
f.
Perbekalan;
g.
Tata usaha;
h.
Perwakilan.
Dalam
buku petunjuk administrasi terbitan Universitas Gajah Mada administrasi disebutkan sebagai berikut:
1. Suatu
aktivitas yang terutama bersangkutan dengan cara untuk menyelenggarakan
tujuan yang telah ditentukan semula.
2. Suatu proses
yang lazim terdapat dalam segenap usaha bersama, baik usaha
pemerintah maupun swasta, baik usaha sipil maupun usaha militer, baik usaha berskala besar maupun usaha
kecil-kecilan.
3. Suatu
pengorganisasian dan bimbingan orang-orang agar dapat melaksanakan suatu tujuan kusus.
4. Suatu proses
penyelengaraan dalam setiap usaha kerja sama sekelompok
manusia, untuk mencapai tujuan tertentu
(Kencana Syafiie, 2006: 16-17).
B.
PENGERTIAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Untuk
dapat memahami administrasi pendidikan secara keseluruhan, maka perlu terlebih
dahulu membahas titik awal pengertian tersebut, yaitu administrasi.Pengertian
dasar tentang administrasi itu akan merupakan tumpuan pemahaman administrasi
pendidikan seutuhnya.Seperti dijelaskan diatas bahwa administrasi secara bebas
dapat diartikan bahwa administrasi itu merupakan pelayanan atau pengabdian
terhadap subjek tertentu.Pendidikan adalah usaha dasar untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan manusia, baik didalam maupun diluar sekolah.Untuk
memperluas pemahaman tentang pengertian administrasi pendidikam berikut ini
dikemukakan beberapa batasan atau definisi, yaitu:
1.
Hadari Nawawi (1989:11) : administrasi pendidikan adalah serangkaian kegiatan
atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk
mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan
dalam lingkungan tertentu, terutama berupa lembaga pendidikan formal.
2.
Engkoswara : administrasi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari penataan
sumberdaya yaitu manusia, kurikulum atau sumber belajar dan fasilitas untuk
mencapai tujuan pendidikan secara optimal dan penciptaan suasana yang baik bagi
manusia yang turut serta dalam mencapai tujuan pendidikan yang disepakati.
3.
Ngalim Purwanto (1984:14) : administrasi pendidikan adalah suatu proses
keseluruhan, kegiatan bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi :
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian, pengawasan,
dan pembiyaan dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia,
baik personel, materiil maupun spirituil untuk mencapai tujuan pendidikan
secara efektif dan efisien.
4.
Robert E. Wilson (1996) : administrasi pendidikan adalah koordinasi kekuatan
penting untuk pengajaran yang lebih baik bagi seluruh anak-anak di dalam
organisasi sekolah untuk mencapai tujuan dan menjamin pencapaian tujuan.
5.
Oteng Sutisna (1983 :17) : administrasi pendidikan sebagai suatu peristiwa
mengkoordinasikan kegiatan yang saling bergantung dari orang-orang dan
kelompok-kelompok dalam mencapai tujuan bersama pendidikan anak-anak.
6.
Mohammad Rifai (1972:51) : administrasi adalah keseluruhan proses yang
mempergunakan dan mengikutsertakan semua sumber potensi yang tersedia dan yang
sesuai, baik personel maupun materil dalam usaha untuk mencapai tujuan bersama
seefektif dan seefisien mungkin.
7.
Calvin Grieder (1961) : administrasi pendidikan adalah keseluruhan proses yang
menggunakan dan mengikutsertakan semua sumber potensi yang tersedia dan yang
sesuai baik personal maupun materil dalam usaha mencapai tujuan bersama
seefektif dan seefisien mungkin (Rifai : 1972).
Dan berbagai definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa administrasi pendidikan pada intinya adalah
segenap proses pengalahan dan pengintegrasian segala sesuatu atau potensi dalam
suatu aktivitas kelembagaan, baik personal, spiritual dan materil yang
bersangkutan dengan pencapaian tujuan pendidikan (Sagala, 2006:38-39)
C. FUNGSI-FUNGSI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
1.
Fungsi-fungsi Administrasi Pendidikan
Administrasi pendidikan merupakan aspek yang penting dalam
pendidikan. Administrasi pendidikan merupakan keseluruhan proses yang
diperlukan dalam penyelesaian pekerjaan-pekerjaan personil sekolah untuk
mendidik peserta didik. Jadi administrasi ini ditujukkan kepada pendidikan
peserta didik secara tidak langsung.
Selain memiliki tujuan, administrasi pendidikan juga mempunyai beberapa fungsi, yakni administrasi pendidikan memiliki fungsi sebagai berikut:
Selain memiliki tujuan, administrasi pendidikan juga mempunyai beberapa fungsi, yakni administrasi pendidikan memiliki fungsi sebagai berikut:
(1)
perencanaan,
(2) pengorganisasian,
(3) kepegawaian
(4) pengarahan
(5) pengkoordinasian,
(6) penganggaran
(7) pergerakan
(8) pengawasan
(9) penilaian.
a.
Planning
(perencanaan)
Administrasi dan manajemen membutuhka
selalu diawali dnegan fungi perencanaan atau planning. Dalam tahap perencanaan
ini administrator berkegiatan untuk merumuskan, memilih, dan menetapkan apa
saja aktifitas-aktifitas sumber daya yang akan dilaksanakan dan mungkin yang
akan digunakan dimasa datang untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Sergiovanni (1987: 300) berpendapat bahwa: “plans are guides, approximations, goal post, and compass setting not irrevocable commitments or decision commandments”. Jadi rencana adalah sebuah penuntun yang disusun sedemikian rupa yang sulit untuk dirubah.
Sedangkan Enoch (1992:3) berpendapat bahwa definisin perencanaan pendidikan adalah sebagai : “suatu proses mempersiapkan alternatif keputusan bagi kegiatan masa depan yang di arahkan kepada pencapaian tujuan dengan usaha yang optimal mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial budaya secara menyeluruh dari suatu negara”.
Hal ini menunjukan bahwa perencanaan sekolah adalah tuntunan-tuntunan, taksiran, pos-pos tujuan, dan letak-letak pedoman yang telah jadi komitmen dan pernyataan keputusan yang tidak dapat ditarik kembali, yang diatur dan disepakati secara bersama-sama oleh kepala sekolah dan staff personnel sekolah, berdasarkan periode waktu jangka pendek maupun jangka panjang.
Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin. Terdapat sembilan manfaat perencanaan bahwa perencanaan:
1. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan;
2. Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama;
3. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran;
4. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat;
5. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi;
6. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi;
7. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami;
8. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan
9. Menghemat waktu, usaha dan dana.
Selain itu dalam perencanaan terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan, karena merencanakan sesuatu harus didasarkan atas pertimbangan tertentu dan sebuah perencanaan haruslah memiliki banyak manfaat, berikut adalah prinsip-prinsip dalam perencanaan:
1. Perencanaan adalah suatu proses yang berkesinambungan;
2. Perencanaan adalah suatu proses yang komprehensif;
3. Perencanaan hendaklah menghasilkan rencana yang fleksibel dan realistis;
4. Perencanaan harus berorientasi pada tujuan;
5. Perencanaan pendidikan harus memperhitungkan aspek-aspek kuantitatif dan kualitatif pendidikan;
6. Perencanaan pendidikan harus melahirkan rangkaian tindakan yang jelas, terarah, dan menurut prinsip efisiensi dan efektifitas; dan
7. Perencanaan pendidikan harus didasarkan pada identifikasi fenomena pendidikan yang sedang terjadi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah sebuah panduan untuk mempersiapkan keputusan bagi kegiatan dimasa depan yang mengarah kepada tujuan berdasarkan komitmen-komitmen tertentu.
Sergiovanni (1987: 300) berpendapat bahwa: “plans are guides, approximations, goal post, and compass setting not irrevocable commitments or decision commandments”. Jadi rencana adalah sebuah penuntun yang disusun sedemikian rupa yang sulit untuk dirubah.
Sedangkan Enoch (1992:3) berpendapat bahwa definisin perencanaan pendidikan adalah sebagai : “suatu proses mempersiapkan alternatif keputusan bagi kegiatan masa depan yang di arahkan kepada pencapaian tujuan dengan usaha yang optimal mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial budaya secara menyeluruh dari suatu negara”.
Hal ini menunjukan bahwa perencanaan sekolah adalah tuntunan-tuntunan, taksiran, pos-pos tujuan, dan letak-letak pedoman yang telah jadi komitmen dan pernyataan keputusan yang tidak dapat ditarik kembali, yang diatur dan disepakati secara bersama-sama oleh kepala sekolah dan staff personnel sekolah, berdasarkan periode waktu jangka pendek maupun jangka panjang.
Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin. Terdapat sembilan manfaat perencanaan bahwa perencanaan:
1. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan;
2. Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama;
3. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran;
4. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat;
5. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi;
6. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi;
7. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami;
8. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan
9. Menghemat waktu, usaha dan dana.
Selain itu dalam perencanaan terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan, karena merencanakan sesuatu harus didasarkan atas pertimbangan tertentu dan sebuah perencanaan haruslah memiliki banyak manfaat, berikut adalah prinsip-prinsip dalam perencanaan:
1. Perencanaan adalah suatu proses yang berkesinambungan;
2. Perencanaan adalah suatu proses yang komprehensif;
3. Perencanaan hendaklah menghasilkan rencana yang fleksibel dan realistis;
4. Perencanaan harus berorientasi pada tujuan;
5. Perencanaan pendidikan harus memperhitungkan aspek-aspek kuantitatif dan kualitatif pendidikan;
6. Perencanaan pendidikan harus melahirkan rangkaian tindakan yang jelas, terarah, dan menurut prinsip efisiensi dan efektifitas; dan
7. Perencanaan pendidikan harus didasarkan pada identifikasi fenomena pendidikan yang sedang terjadi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah sebuah panduan untuk mempersiapkan keputusan bagi kegiatan dimasa depan yang mengarah kepada tujuan berdasarkan komitmen-komitmen tertentu.
b.
Organizing
(pengorganisasian)
Pengorganisasian merupakan kegiatan dimana aktivitasnya
Pengorganisasian merupakan kegiatan dimana aktivitasnya
berisi tentang menyusun dan
membentuk hubungan kerja antar
pribadi ataupun kelompok, sehingga terwujud suatu kesatuan usaha
dalam menempuh tujuan yang sudah ditetapkan.
Berikut ini beberapa pendapat para ahli mengenai apa itu
pengorganisasian,
- Koontz dkk. mengemukakan bahwa pengorganisasian adalah
penetapan sturuktur peranan internal dalam suatu lembaga yang
terorganisasian secara formal. Pengorganisasian yang efektif dapat
membagi habis (merata) dan menstrukturkan tugas-tugas ke dalam
sub-sub komponen organisasi.
- Terry mengemukakan bahwa pengorganisasian adalah pembagian
pekerjaan yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota
kelompok, penentuan hubungan-hubungan pekerjaan di antara mereka
dan pemberian lingkungan pekerjaan yang sepatutnya.
Menurut Sergiovanni,
terdapat empat aspek penting ataupun empat
syarat yang harus dipertimbangkan dalam pengorganisasian, yaitu:
1.
Legitimasi
(Legitimacy), memberikan respon dan tuntunan
eksternal,
yaitu sekolah mampu menampilkan performansi organisasi yang dapat mayakinkan
pihak-pihak terkait akan kemampuan sekolah mencapai tujuan melakukan tindakan
melalui sasaran.
2.
Efisiensi (efficiency), pengakuan terhadap sekolah pada penggunaan waktu, uang,
dan sumber daya sekolah.
3. Keefektifan (effectivitness) menggambarkan ketepatan pembagian tugas, hak, tanggung jawab, hubungan kerja bagian-bagian organisasi, dan menentukan personnel (guru dan non guru) melaksanakan tugasnya;
4. Keunggulan (excellent) menggambarkan kemampuan organisasi dan kepala sekolah melaksankan fungsi dan tugasnya sehingga dapat meningkatkan harga diri dan kualitas sekolah.
Menurut Gorton, teradapat langkah-langkah dasar dalam mengorganisasi program sekolah; yang pertama ialah menentukan tugas, kemudian menentukan parameter waktu dan kebutuhan, setelah itu menentukan jabatan dan tanggung jawab, merinci hubungan kewenangan, merinci hubungan komunikasi, identifikasi kebutuhan koordinasi dan penyusunan penetapan kriteria penialian kerja.
Dalam pengorganisasian terdapat asas-asas penting yang harus diperhatikan, diantaranya:
1. Organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian satuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan;
2. Pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja;
3. Organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab;
4. Organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol;
5. Organisasi harus mengandung kesatuan perintah; dan
6. Organisasi harus fleksibel dan seimbang.
Thomson menggambarkan bahwa organisasi mempunyai inti teknis kegiatan yang dilaksankan berhubungan langsung dengan lingkungan eksternal, dan mengatasi ketidak pastian dan penyesuaian dalam melaksanakan tugas meliputi pasangan timbal balik antara staff yang selevel seperti guru atau sesama staff personnel lainnya di sekolah (Owens, 1987). Alasan fungsi pengorganisasian penting
1. Mewujudkan struktur organisasi;
2. Uraian tugas dari setiap bidang atau bagian dalam organisasi menjadi jelas
3. Wewenang atau tanggung jawab menjadi jelas
4. Memperlihatkan antar tugas atau pekerjaan dari setiap unit organisasi; dan
5. Sumber daya manusia dan material yang dibutuhkan dapat diketahui.
Selain itu, didalam fungsi pengorganisasian ini terdapat kegiatan-kegiatan tertentu, kegiatan tersebut adalah:
1. Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan;
2. Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggungjawab;
3. Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia/tenaga kerja; dan
4. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat.
3. Keefektifan (effectivitness) menggambarkan ketepatan pembagian tugas, hak, tanggung jawab, hubungan kerja bagian-bagian organisasi, dan menentukan personnel (guru dan non guru) melaksanakan tugasnya;
4. Keunggulan (excellent) menggambarkan kemampuan organisasi dan kepala sekolah melaksankan fungsi dan tugasnya sehingga dapat meningkatkan harga diri dan kualitas sekolah.
Menurut Gorton, teradapat langkah-langkah dasar dalam mengorganisasi program sekolah; yang pertama ialah menentukan tugas, kemudian menentukan parameter waktu dan kebutuhan, setelah itu menentukan jabatan dan tanggung jawab, merinci hubungan kewenangan, merinci hubungan komunikasi, identifikasi kebutuhan koordinasi dan penyusunan penetapan kriteria penialian kerja.
Dalam pengorganisasian terdapat asas-asas penting yang harus diperhatikan, diantaranya:
1. Organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian satuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan;
2. Pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja;
3. Organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab;
4. Organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol;
5. Organisasi harus mengandung kesatuan perintah; dan
6. Organisasi harus fleksibel dan seimbang.
Thomson menggambarkan bahwa organisasi mempunyai inti teknis kegiatan yang dilaksankan berhubungan langsung dengan lingkungan eksternal, dan mengatasi ketidak pastian dan penyesuaian dalam melaksanakan tugas meliputi pasangan timbal balik antara staff yang selevel seperti guru atau sesama staff personnel lainnya di sekolah (Owens, 1987). Alasan fungsi pengorganisasian penting
1. Mewujudkan struktur organisasi;
2. Uraian tugas dari setiap bidang atau bagian dalam organisasi menjadi jelas
3. Wewenang atau tanggung jawab menjadi jelas
4. Memperlihatkan antar tugas atau pekerjaan dari setiap unit organisasi; dan
5. Sumber daya manusia dan material yang dibutuhkan dapat diketahui.
Selain itu, didalam fungsi pengorganisasian ini terdapat kegiatan-kegiatan tertentu, kegiatan tersebut adalah:
1. Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan;
2. Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggungjawab;
3. Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia/tenaga kerja; dan
4. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat.
c.
Staffing
(kepegawaian)
Fungsi yang ketiga adalah kepegawaian. Setara dengan fungsi-fungsi sebelumnya, kepegawaian mempunyai fungsi yang sangat penting dimana kepegawaian adalah pengisian sesuatu bidang atau unit dengan personal yang akan melaksanakan tugas kegiatannya.
Dalam kepegawaian yang menjadi titik penekannya ialah personal itu sendiri. aktifitasnya yang dilakukan di dalam kepegawaian antara lain: menentukan, memilih, menempatkan, dan membimbing personnel.
Sebenarnya fungsi administrasi ini sudah dijalankan sejak penyusunan perencanaan dan pengorganisasian. Dalam hal ini prinsip the right man in the right place selalu diperhatikan.
Masalahnya selanjutnya yang perlu diperhatikan didalam kegiatan-kegiatan kepegawaian ialah pemberian motivasi kepada para pegawai agar selalu giat, kesejahteraan pegawai (jasmani maupun rohani), insentif dan penghargaan atas jasa-jasa mereka, konduite dan bimbingan untuk dapat lebih maju, adanya kesempatan meng-upgrade diri, masalah pemberhentian dan pension pegawai.
Fungsi yang ketiga adalah kepegawaian. Setara dengan fungsi-fungsi sebelumnya, kepegawaian mempunyai fungsi yang sangat penting dimana kepegawaian adalah pengisian sesuatu bidang atau unit dengan personal yang akan melaksanakan tugas kegiatannya.
Dalam kepegawaian yang menjadi titik penekannya ialah personal itu sendiri. aktifitasnya yang dilakukan di dalam kepegawaian antara lain: menentukan, memilih, menempatkan, dan membimbing personnel.
Sebenarnya fungsi administrasi ini sudah dijalankan sejak penyusunan perencanaan dan pengorganisasian. Dalam hal ini prinsip the right man in the right place selalu diperhatikan.
Masalahnya selanjutnya yang perlu diperhatikan didalam kegiatan-kegiatan kepegawaian ialah pemberian motivasi kepada para pegawai agar selalu giat, kesejahteraan pegawai (jasmani maupun rohani), insentif dan penghargaan atas jasa-jasa mereka, konduite dan bimbingan untuk dapat lebih maju, adanya kesempatan meng-upgrade diri, masalah pemberhentian dan pension pegawai.
d. Directing (pengarahan)
Suharsimi Arikunto memberikan definisi pengarahan sebagai penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan terhadap pra petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar.
Pengarahan (directing) merupakan pengarahan yang diberikan kepada anggota organisasi, sehingga mereka menjadi karyawan yang berpengerahuan dan akan bekerja efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan organisasi. Directing juga mencakup kegiatan yang dirancang untuk memberikan orientasi kepada pegawai antara lain informasi tentang hubungan antar bagian, antar pribadi, kebijaksanaan, dan tujuan organisasi.
Falsafah yang dikembangkan dalam fungsi pengarahan ini adalah suatu cara berfikir dalam menejemen yang meliputi pengamatan, pengertian terhadap konsep dan keyakinannya untuk mengambil tindakan. Oleh karena itu, kerja sama dalam satu tim kerja di sekolah memerlukan proses pemantauan (monitoring) yang intesif, yaitu suatu kegiatan untuk mengumpulkan data informasi berkaiatan dengan apa yang dilakukan dalam usaha mengetahui seberapa jauh kegiatan pendidikan yang telah dilakukan oleh guru, konselor, dan karyawan sekolah lainnya telah mencapai tujuannya.
Hal yang penting didalam fungsi pengarahan ialah bagaimana kepemimpinan berperan besar untuk memotivasi dan tentu saja mengarahkan dan mendorong kepada setiap orang yang ia pimpin untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan kapasitasnya.
Pengarahan-pengarahan dapat berupa:
1. Penjelasan tentang apa, mengapa dan bagaimana tugas;
2. Urutan prioritas penyelesaian;
3. Prosedur kerja;
4. Sarana dan sumber yang dapat dirnanfaatkan;
5. Pihak-pihak yang berkait dengan urusannya, baik langsung maupun tidak langsung; dan
6. Bagaimana melakukan penilaian terhadap penyelesaian tugas tersebut.
Suharsimi Arikunto memberikan definisi pengarahan sebagai penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan terhadap pra petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar.
Pengarahan (directing) merupakan pengarahan yang diberikan kepada anggota organisasi, sehingga mereka menjadi karyawan yang berpengerahuan dan akan bekerja efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan organisasi. Directing juga mencakup kegiatan yang dirancang untuk memberikan orientasi kepada pegawai antara lain informasi tentang hubungan antar bagian, antar pribadi, kebijaksanaan, dan tujuan organisasi.
Falsafah yang dikembangkan dalam fungsi pengarahan ini adalah suatu cara berfikir dalam menejemen yang meliputi pengamatan, pengertian terhadap konsep dan keyakinannya untuk mengambil tindakan. Oleh karena itu, kerja sama dalam satu tim kerja di sekolah memerlukan proses pemantauan (monitoring) yang intesif, yaitu suatu kegiatan untuk mengumpulkan data informasi berkaiatan dengan apa yang dilakukan dalam usaha mengetahui seberapa jauh kegiatan pendidikan yang telah dilakukan oleh guru, konselor, dan karyawan sekolah lainnya telah mencapai tujuannya.
Hal yang penting didalam fungsi pengarahan ialah bagaimana kepemimpinan berperan besar untuk memotivasi dan tentu saja mengarahkan dan mendorong kepada setiap orang yang ia pimpin untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan kapasitasnya.
Pengarahan-pengarahan dapat berupa:
1. Penjelasan tentang apa, mengapa dan bagaimana tugas;
2. Urutan prioritas penyelesaian;
3. Prosedur kerja;
4. Sarana dan sumber yang dapat dirnanfaatkan;
5. Pihak-pihak yang berkait dengan urusannya, baik langsung maupun tidak langsung; dan
6. Bagaimana melakukan penilaian terhadap penyelesaian tugas tersebut.
e. Coordinating (pengkoordinasian)
System koordinasi pada umumnya tidak efektif karena muncul system birokrasi, dan krisis ini akan terjadi jika organisasi menjadi terlalu besar dan rumit untuk dikelola. Akan tetapi, pada pokoknya penggoordinasian menurut The Liang Gie (1983: 216) merupakan rangkaian aktifitas yang menghubungkan, menyatu padukan dan menyalaraskan orang-orang dan pekerjaan. Sedangkan Oteng Sutisna (1983: 199) merumuskan koordinasi ialah mempersatukan sumbangan-sumbangan dari orang-orang, bahan, dan sumber-sumber lain ke arah tercapainya maksud yang telah ditetapkan.
Koordinasi dapat diwujudkan dengan menggunakan cara-cara antara lain:
1. Konferensi atau pertemuan lengkap yang mewakili unit kerja;
2. Pertemuan berkala untuk pejabat-pejabat tertentu;
3. Pembentukan panitia gabungan jika diperlukan;
4. Pembentukan badan kooordinasi staff untuk mengkoordinir kegiatan;
5. Mewancarai bawahan untuk mengetahui hal penting yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya;
6. Memorandum atau instruksi berantai; dan
7. Ada dan tersedianya buku pedoman organisasi dan tata kerja.
Unsur-unsur koordinasi yang penting dalam organisasi pemerintahan daerah, provinsi, kabupaten/kota, dinas pendidikan daerah, dan sekolah antara lain dapat dikemukakan:
1. Ada koordinator yang cukup berwibawa dilihat dari kedudukan dan pendidikannya untuk memfungsikan tiap-tiap bagian atau orang-orang dalam organisasi. Koordinator tersebut memiliki kemampuan untuk membawa dan menggunakan sumbangan dari unit dan orang tersebut guna mewujudkan tujuan yang telah ditentukan;
2. Ada unit atau orang yang dikoordinasikan yang sudah ditata dan mampu memberikan sumbangan yang sangat berguna bagi terwujudnya cita-citan bersama; dan
3. Ada pengertian timbal balik dari coordinator dan mereka yang terkoordinir untuk saling menghargai dan saling kerjasama bagi kepentingan organisasi.
Adapun manfaat dari pengkoordinasian adalah:
1. Dengan pengkoordinasian dapat diperoleh kekuatan yang integral dan menyatu sehingga diperoleh hasil gerak organisasi yang kompak, harmonis dan saling menunjang.
2. Dengan pengkoordinasian diharapkan tidak terjadi arus yang simpangsiur antara bidang-bidang yang ada, baik dalam pengambilan keputusan, penginformasian, serta tindakan, ditinjau dari segi arah dan bentuk.
System koordinasi pada umumnya tidak efektif karena muncul system birokrasi, dan krisis ini akan terjadi jika organisasi menjadi terlalu besar dan rumit untuk dikelola. Akan tetapi, pada pokoknya penggoordinasian menurut The Liang Gie (1983: 216) merupakan rangkaian aktifitas yang menghubungkan, menyatu padukan dan menyalaraskan orang-orang dan pekerjaan. Sedangkan Oteng Sutisna (1983: 199) merumuskan koordinasi ialah mempersatukan sumbangan-sumbangan dari orang-orang, bahan, dan sumber-sumber lain ke arah tercapainya maksud yang telah ditetapkan.
Koordinasi dapat diwujudkan dengan menggunakan cara-cara antara lain:
1. Konferensi atau pertemuan lengkap yang mewakili unit kerja;
2. Pertemuan berkala untuk pejabat-pejabat tertentu;
3. Pembentukan panitia gabungan jika diperlukan;
4. Pembentukan badan kooordinasi staff untuk mengkoordinir kegiatan;
5. Mewancarai bawahan untuk mengetahui hal penting yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya;
6. Memorandum atau instruksi berantai; dan
7. Ada dan tersedianya buku pedoman organisasi dan tata kerja.
Unsur-unsur koordinasi yang penting dalam organisasi pemerintahan daerah, provinsi, kabupaten/kota, dinas pendidikan daerah, dan sekolah antara lain dapat dikemukakan:
1. Ada koordinator yang cukup berwibawa dilihat dari kedudukan dan pendidikannya untuk memfungsikan tiap-tiap bagian atau orang-orang dalam organisasi. Koordinator tersebut memiliki kemampuan untuk membawa dan menggunakan sumbangan dari unit dan orang tersebut guna mewujudkan tujuan yang telah ditentukan;
2. Ada unit atau orang yang dikoordinasikan yang sudah ditata dan mampu memberikan sumbangan yang sangat berguna bagi terwujudnya cita-citan bersama; dan
3. Ada pengertian timbal balik dari coordinator dan mereka yang terkoordinir untuk saling menghargai dan saling kerjasama bagi kepentingan organisasi.
Adapun manfaat dari pengkoordinasian adalah:
1. Dengan pengkoordinasian dapat diperoleh kekuatan yang integral dan menyatu sehingga diperoleh hasil gerak organisasi yang kompak, harmonis dan saling menunjang.
2. Dengan pengkoordinasian diharapkan tidak terjadi arus yang simpangsiur antara bidang-bidang yang ada, baik dalam pengambilan keputusan, penginformasian, serta tindakan, ditinjau dari segi arah dan bentuk.
f. Budgeting (Penganggaran)
Dianalogikan sebagai aspek penting dalam kebutuhan sehari-hari, dimana manusia membutuhkan makanan untuk melakukan kegiatan, begitulah pentingnya fungsi pembiayaan ini.
Pembiayaan adalah kegiatan yang berisi tentang dana dan anggaran. Pembiayaan sekolah adalah kegiatan mendapatkan biaya serta mengelola anggaran pendapatan dan belanja pendidikan menengah. Kegiatan ini dimulai dari perencanaan biaya, usaha untuk mendapatkan dana yang mendukung rencana itu, penggunaan, serta pengawasan penggunaan anggaran tersebut.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam fungsi pembiayaan itu antara lain:
- Perencanaan tentang berapa biaya yang akan diperlukan,
- Dari mana dan bagaiamana itu dapat diperoleh/diusahakan,
- Bagaimana penggunaannya,
- Siapa yang akan melaksanakannya,
- Bagaiamana pembukuan dan pertanggung jawabannya, dan
- Bagaimana pengawasannya, dll.
Dianalogikan sebagai aspek penting dalam kebutuhan sehari-hari, dimana manusia membutuhkan makanan untuk melakukan kegiatan, begitulah pentingnya fungsi pembiayaan ini.
Pembiayaan adalah kegiatan yang berisi tentang dana dan anggaran. Pembiayaan sekolah adalah kegiatan mendapatkan biaya serta mengelola anggaran pendapatan dan belanja pendidikan menengah. Kegiatan ini dimulai dari perencanaan biaya, usaha untuk mendapatkan dana yang mendukung rencana itu, penggunaan, serta pengawasan penggunaan anggaran tersebut.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam fungsi pembiayaan itu antara lain:
- Perencanaan tentang berapa biaya yang akan diperlukan,
- Dari mana dan bagaiamana itu dapat diperoleh/diusahakan,
- Bagaimana penggunaannya,
- Siapa yang akan melaksanakannya,
- Bagaiamana pembukuan dan pertanggung jawabannya, dan
- Bagaimana pengawasannya, dll.
g. Motivating (Pergerakan)
Penggerakan atau istilah pembimbingan menurut the Liang Gie merupakan aktifitas seorang manager dalam pemerintahan, menugaskan, menjuruskan, mengarahkan, dan menuntun karyawan atau personnel organisasi untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Terry menjelaskan actuating merupakan usaha untuk menggerkan anggota kelompok sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran organisasi.
Adapun menurut Keith Davis (1972) menggerakan ialah kemampuan membujuk orang-orang mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat.
Unsur essensial dalam organisasi yaitu kebersamaan langkah maupun gerak didasarkan instruksi yang jelas untuk mencapai suatu tujuan.
Jadi pemimpin hanya mungkin melakukan pergerakan dengan sebaik-baiknya apabila bawahannya menaruh kepercayaan dan penghargaan terhadapnya. Jadi setiap pemimpin atau menejer yang ingin menjalankan kepemimpinannya dengan efektif harus meningkatkan kualitas dirinyaagar menjadi seorang pemimpin (leader) dengan memiliki format authority, technical authority, dan personal authority yang memadai.
Didalam menggerakkan sesuatu pastilah ada proses-proses yang mungkin dapat membantu, namun hal itu tidak lepas dari objek yang kita gerakkan tersebut, jadi tidak ada pedoman tertentu dalam penggerakkan, namun berikut ini pedoman umum yg mungkin biasa dilakukan, yaitu:
1. Motivasi kepada anak didik, bawahan, pegawai, dan sebagainya;
2. Komunikasi yang efektif;
3. Mengembangkan partisipasi aktif dikalangan pekerja;
4. Pemberian tugas yang sesuai dengan minat dan kemampuan pekerja; dan
5. Perbaikan iklim organisasi dan kondisi-kondisi pekerja.
Penggerakan atau istilah pembimbingan menurut the Liang Gie merupakan aktifitas seorang manager dalam pemerintahan, menugaskan, menjuruskan, mengarahkan, dan menuntun karyawan atau personnel organisasi untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Terry menjelaskan actuating merupakan usaha untuk menggerkan anggota kelompok sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran organisasi.
Adapun menurut Keith Davis (1972) menggerakan ialah kemampuan membujuk orang-orang mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat.
Unsur essensial dalam organisasi yaitu kebersamaan langkah maupun gerak didasarkan instruksi yang jelas untuk mencapai suatu tujuan.
Jadi pemimpin hanya mungkin melakukan pergerakan dengan sebaik-baiknya apabila bawahannya menaruh kepercayaan dan penghargaan terhadapnya. Jadi setiap pemimpin atau menejer yang ingin menjalankan kepemimpinannya dengan efektif harus meningkatkan kualitas dirinyaagar menjadi seorang pemimpin (leader) dengan memiliki format authority, technical authority, dan personal authority yang memadai.
Didalam menggerakkan sesuatu pastilah ada proses-proses yang mungkin dapat membantu, namun hal itu tidak lepas dari objek yang kita gerakkan tersebut, jadi tidak ada pedoman tertentu dalam penggerakkan, namun berikut ini pedoman umum yg mungkin biasa dilakukan, yaitu:
1. Motivasi kepada anak didik, bawahan, pegawai, dan sebagainya;
2. Komunikasi yang efektif;
3. Mengembangkan partisipasi aktif dikalangan pekerja;
4. Pemberian tugas yang sesuai dengan minat dan kemampuan pekerja; dan
5. Perbaikan iklim organisasi dan kondisi-kondisi pekerja.
h. Controlling (Pengawasan)
Kegiatan pengawasan ini dilakukan agar prilaku personalia organisasi mengarah ke tujuan organisasi, bukan semata-mata ke tujuan individual; dan agar tidak terjadi penyimpangan yang berarti antara rencana dengan pelaksanaan. Dengan demikian jelaslah controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah kegiatan-kegiatan dilaksanakan sesuai rencana. Melalui pengawasan yang efektif, roda organisasi, implementasi rencana, kebijakan, dan upaya pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
Pengertian pengawasan yang lebih sederhana dikemukakan oleh Johnson (1973: 74) yaitu sebagai fungsi system yang melakukan penyesuaian terhadap rencana, mengusahakan agar penyimpangan-penyimpangan tujuan system hanya dalam batas-batas yang dapat ditoleransi. Dengan denikian dapat ditegaskan bahwa sasaran pengawasan adalah prilaku individu sebagai orang-orang yang memproses lancarnya kegiatan pembelajaran dan tidak terjadi penyimpangan. Pengertian ini mengacu pada dua hal yaitu performan personnel dalam memproses obyek dan hasil pendidikan.
Menurut Terry (2003: 18) ada berbagai cara untuk mengadakan perbaikan, termasuk mengubah rencana dan bahkan tujuannya, mengatur kembali tugas-tugas atau mengubah wewenang, tetapi seluruh perubahan tersebut dilakukan melalui manusiawi.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pengawasan menurut Massie (1973) ialah:
1. Tertuju kepada strategis sebagai kunci sasaran yang menentukan keberhasilan;
2. Pengawasan menjadi umpan balik sebagai bahan revisi dalam mencapai tujuan;
3. Flexible dan responsive terhadap perubahan –perubahan kondisi dan lingkungan;
4. Cocok dengan organisasi pendidikan, misanya organisasi sebagai system terbuka;
5. Merupakan control diri sendiri;
6. Bersifat langsung yaitu pelaksanaan control ditempat pekerja; dan
7. Memperhatikan hakikat manusia dalam mengontrol para personnel pendidikan.
Pengawasan yang baik adalah yang dapat memanfaatkan profesi dan karier manusia (personnel) secara optimal yaitu:
1. Mengikutsertan mereka menentukan sasaran;
2. Menciptakan iklim ynag mendorong pengembangan diri; dan
3. Membuat mereka responsive dengan semangat yang menantang. Untuk itu perlu ada suatu system penilaian yang sistematis dan tepat yang dapat memberi gambaran seberapa singkat kualitas yang diperolah.
i. Evaluating
(Penilaian)
Evaluasi sebagai fungsi administrasi pendidikan adalah aktivitas untuk meneliti dan mengetahui sampai di mana pelaksanaan yang dilakukan di dalam proses keseluruhan organisasi mencapai hasil sesuai dengan rencana atau program yang telah di tetapkan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Evaluasi mengetahui berhasil atau tidaknya suatu program, diperlukan adanya penilaian atau evaluasi. Tiap penilaian berpegang pada rencana tujuan yang hendak dicapainya, atau dengan kata lain setiap tujuan merupakan kriteria penilaian.
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan, tidak didirikan orang untuk memperoleh penghasilan, melainkan untuk memelihara dan memajukan kebudayaan. Dengan demikian penilaiaan tentang efisiensi pendidikan bukanlah untuk menentukan untung rugi secara finansial. Berhasil atau tidak berhasil pendidikan harus dinilai dari sudut keuntungan –keuntungan atau kerugian masyarakat.
Secara lebih rinci maksud penilaian (evaluasi) adalah :
1. Memperoleh dasar bagi pertimbangan apakah pada akhir suatu periode kerja, pekejaan tersebut berhasil;
2. Menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien;
3. Memperoleh fakta-fakta tentang kesukaran-kesukaran dan untuk menghindari situasi yang dapat merusak; dan
4. Memajukan kesanggupan para personel dalam mengembangkan organisasi.
Perlu ditekankan di sini bahwa fungsi-fungsi pokok yang telah dibicarakan di atas satu sama lain sangat erat hubungannya, dan kesemuanya merupakan suatu proses keseluruhan yang tidak terpisahkan satu sama lain dan merupakan rangkaian kegiatan yang kontinyu.
Di dalam fungsi penilaian ini terlihat kegiatan-kegiatan monitoring, kontrol, dan supervisi. Monitoring dilakukan selama berlangsung proses pelaksanaan pekerjaannya untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan. Demikian kita lihat bahwa penilaian, monitoring, kontrol dan supervisi berkaitan sangat erat dan mempunyai tujuan yang sama ialah untuk lebih memperbaiki pelaksanaan program suatu organisasi atau lembaga.
Penilaian tidak hanya mengenai hasil atau tujuan akhir seperti telah direncanakan semula. Penilaian semacam ini dalam rangka sistim instruksional disebut evaluasi sumatif. Penilaian juga dilakukan selama berlangsungnya proses kegiatan penilaian ini disebut formative evaluation. Pendek kata, penilaian itu harus dilakukan secara berkesinambungan dan mengenai segi kehidupan organisasi atau lembaga.
Evaluasi sebagai fungsi administrasi pendidikan adalah aktivitas untuk meneliti dan mengetahui sampai di mana pelaksanaan yang dilakukan di dalam proses keseluruhan organisasi mencapai hasil sesuai dengan rencana atau program yang telah di tetapkan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Evaluasi mengetahui berhasil atau tidaknya suatu program, diperlukan adanya penilaian atau evaluasi. Tiap penilaian berpegang pada rencana tujuan yang hendak dicapainya, atau dengan kata lain setiap tujuan merupakan kriteria penilaian.
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan, tidak didirikan orang untuk memperoleh penghasilan, melainkan untuk memelihara dan memajukan kebudayaan. Dengan demikian penilaiaan tentang efisiensi pendidikan bukanlah untuk menentukan untung rugi secara finansial. Berhasil atau tidak berhasil pendidikan harus dinilai dari sudut keuntungan –keuntungan atau kerugian masyarakat.
Secara lebih rinci maksud penilaian (evaluasi) adalah :
1. Memperoleh dasar bagi pertimbangan apakah pada akhir suatu periode kerja, pekejaan tersebut berhasil;
2. Menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien;
3. Memperoleh fakta-fakta tentang kesukaran-kesukaran dan untuk menghindari situasi yang dapat merusak; dan
4. Memajukan kesanggupan para personel dalam mengembangkan organisasi.
Perlu ditekankan di sini bahwa fungsi-fungsi pokok yang telah dibicarakan di atas satu sama lain sangat erat hubungannya, dan kesemuanya merupakan suatu proses keseluruhan yang tidak terpisahkan satu sama lain dan merupakan rangkaian kegiatan yang kontinyu.
Di dalam fungsi penilaian ini terlihat kegiatan-kegiatan monitoring, kontrol, dan supervisi. Monitoring dilakukan selama berlangsung proses pelaksanaan pekerjaannya untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan. Demikian kita lihat bahwa penilaian, monitoring, kontrol dan supervisi berkaitan sangat erat dan mempunyai tujuan yang sama ialah untuk lebih memperbaiki pelaksanaan program suatu organisasi atau lembaga.
Penilaian tidak hanya mengenai hasil atau tujuan akhir seperti telah direncanakan semula. Penilaian semacam ini dalam rangka sistim instruksional disebut evaluasi sumatif. Penilaian juga dilakukan selama berlangsungnya proses kegiatan penilaian ini disebut formative evaluation. Pendek kata, penilaian itu harus dilakukan secara berkesinambungan dan mengenai segi kehidupan organisasi atau lembaga.
D. PRINSIP DAN TUJUAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Didalam
administrasi pendidikan terdapat pula sebuah prinsip-prinsip yang dapat
menunjang kegiatan administrasi dan mencapai tujuan administrasi pendidikan
karena pr\insip ini merupakan sesuatu ditetapkan. Diantara prinsip-prinsip
administrasi pendidikan adalah:
1. Adanya kerja sama sekelompok
orang
2. Adanya
penataan dan pengaturan dari kerja sana tsb
3. Adanya SDM (sumber
daya manusia/personal) yang harus ditata
4. Adanya peralatan
dan perlengkapan (non manusia ) yang harus ditata.
5. Adanya tujuan yang
hendak dicapai bersama dari kerjasama tersebut.
Menurut Sergiovani dan
Carver (1975) ada empat tujuan dari administrasi :
1. Efektivitas produksi
Mencapai efektivitas produksi berarti membantu organisasi untuk
menghasilkan produksi sesuai dengan kebutuhan.
2. Efisiensi
Dalam pencapaian tujuan
organisasi yang dilayani diupayakan dengan daya,
dana dan tenaga yang sekecil mungkin tetapi mendapatkan hasil yang maksimal.
3. Kemampuan menyesuaikan diri (adaptivenes)
Dalam
membantu/melayani organisasi mencapaian tujuannya,
administrasi akan menyelaraskan
seluruh proses kegiatan dalam rangka
pencapaian tujuan.
4. Kepuasan kerja
Dari seluruh rangkaian kegiatan administrasi dalam
membantu orgasisasi yang
dimulai dari penetapan tujuan hingga tujuan tercapai, diharapkan mendapatkan kepuasan kerja.
Dari keempat
tujuan tersebut, dapat digunakan sebagai kriteria
dalam menentukan keberhasilan suatu penyelenggaraan
sekolah.
Sebagai contoh, sekolah memiliki fungsi untuk mencapai Efektifitas
Produksi, maka sekolah mampu menghasilkan
lulusan yang sesuai
dengan tuntutan kurikulum.Dalam
mencapai tujuan diatas, tentunya
harus dilakukan usaha seefisien mungkin, yaitu dengan menggunakan kemampuan dana dan tenaga semaksimal
mungkin sehingga
lulusan tersebut dapat melanjutkan ke tingkat berikutnya dan dapat menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan sekolah yang baru. Selanjutnya lulusan ini
akan mencari kerja yang mampu memberikan kepuasan
kerja pada dirinya.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Administrasi
pendidikan adalah suatu kegiatan kerja sama atau proses pengintegrasian segala sesuatu baik
personal maupun material yang
tergabung dalam orgaisasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
sebelumnya agar efektif dan efisien.
Administrasi
pendidikan juga memiliki sebuah fungsi, diantara fungsi administrasi pendidikan adalah:
(1)
perencanaan,
(2) pengorganisasian,
(3) penyusunan,
(4) pengarahan,
(5) pengkoordinasian,
(7) penganggaran,
(8) pergerakan,
(9) penilaian
Adapun tujuan dari administrasi pendidikan adalah:
1. Efektifitas
produksi
2. efesiensi
3. kemampuan
menyesuaikan diri (adaptivenes)
4. kepuasan
kerja
administrasi pendidikan
juga memiliki sebuah ruang lingkup (bidang garapan)
didalam pengelolaannya. Diantara administrasi pendidikan adalah:
a. administrasi
tata laksana sekolah
b. administrasi
personel guru dan pegawai sekolah
c. administrasi
peserta didik
d. supervisi
pengajaran
e. pelaksanaan
dan pembinaan kurikulum
f. pendirian
dan perencanaan bangunan sekolah
g. hubungan
sekolah dan masyarakat
didalam administrasi
pendidikan terdapat pulasebuah prinsip-prinsip yang
dapat menunjang kegiatan administrasi dan mencapai tujuan administrasi pendidikan
karena prinsip ini merupakan sesuatu yang dijadikan
sebagai pengayaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Diantara prinsip-prinsip administrasi pendidikan adalah:
1. Adanya kerja sama
sekelompok orang
2. Adanya
penataan dan pengaturan dari kerja sana tsb
3. Adanya SDM (sumber
daya manusia/personal) yang harus ditata
4. Adanya peralatan
dan perlengkapan (non manusia ) yang harus ditata
5. Adanya tujuan yang
hendak dicapai bersama dari kerjasama tersebut.
B. SARAN
Administrasi
pendidikan sangat diperlukan dalam kegiatan pendidikan
guna untuk mengkoordinir kegiatan-kegiatan yang di lakukan dan tidak hanya itu dapat juga
menginventaris kelengkapan media-media
atau sarana belajar. Apabila suatu sekolah tidak menggunakan
administrasi pendidikan maka sekolah itu tidak akan berhasil dan cenderung kacau.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.com
http://wawansuand.blogspot.com/2013/04/makalah-administrasi-pendidikan.html
No comments:
Post a Comment