UA-52208526-1 Semuanya Ada Di Sini!!!: Makalah Membaca Kritis

Friday 20 June 2014

Makalah Membaca Kritis



BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar belakang
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulisan. Suatu proses dimana kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata secara undividual akan dapat diketahui.
Dalam membaca dikenal jenis membaca telaah isi yang memiliki pengertian membaca dengan cara meneliti bahan yang tersedia dengan tidak mengesampingkan ketelitian, pemahaman, serta kekritisan dalam berfikir. Membaca kritis sangat relevan dengan kehidupan kita sebagai pelajar yang dituntut untuk menambah wawasan dan mengambangkan ilmu. Oleh sebab itu, belajar ini tentu akan sangat bermanfaat karena kita akan dapat memanfaatkan hasil pembacaan kita yang cermat dan matang. Berdasarkan hal itulah hakikat membaca kritis ini merupakan kegiatan belajar yang penting dan wajib dikuasai oleh pelajar. Melalui kegiatan belajar ini, kita sebagai pelajar dibekali dengan kompetensi yang berkenaan dengan kemampuan untuk menerapkan metode membaca kritis. Untuk menguasai kompetensi tersebut, kita wajib menjelaskan bagaimana sebenarnya membaca kritis. Selain itu, lewat kegiatan belajar ini kita sebagai mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan membaca kritis dengan langkah awal menjelaskan pengertian membaca kritis, dan karakteristik membaca kritis. Tentunya  dapat membaca bacaan di atas dengan cukup mudah, bukan? Akan tetapi, bagaimana dengan bacaan berikut ini;
Memangagaksulitmembacatulisaninikarenatan -patitikdankomadanjugapastilamakelamaanand apastijaditerbiasawalaupunjarangadaorangyangmembacasepertiini.
    Bacaan ini mungkin agak sulit daripada bacaan pertama karena  jarang menemukan tulisan tanpa tanda baca, perbedaan huruf besar/kecil, dan tanpa spasi, seperti itu. Akan tetapi, akhirnya kita tetap dapat membacanya bukan? Setelah kita membaca  bacaan di atas, mungkin dalam diri kita timbul pertanyaan “Apa maksud penulis?” jadi, sebenarnya, sewaktu membaca bahan bacaan, dalam diri pembaca akan timbul pertanyaan, “Mengapa penulis menulis seperti itu? Apa maksudnya? Dan sebagainya.” Jika itu yang terjadi pada Anda, berarti Anda telah bersikap kritis terhadap bacaan dan penulisnya.

1.2    Rumusan masalah
1.    Apakah membaca kritis itu?
2.    Berapa banyak ragam dari membaca kritis?
3.    Berikanlah contoh bacaan kritis?



1.3     Tujuan
            Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan membaca kritis, serta untuk mengetahui cara atau karakteristik membaca kritis. Mendalami isi bacaan berdasarkan penilaian yang rasional lewat keterlibatan yang lebih mendalam dengan pikiran penulis yang merupakan analisis yang dapat diandalkan.

1.4     Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah membaca kritis yaitu;
1.        Dapat mengetahui apa yang di maksud dengan membaca kritis.
2.        Teknik membaca kritis.
3.        Mengetahui karakteristik dalam membaca kritis.
4.        Dapat menganalisis wacana ketika membacanya.










BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Membaca Kritis
Membaca tidak hanya menerima pasif dari penulis seperti kalau kita menerima bingkisan, tetapi aktif seperti kalau kita menangkap bola. Menangkap bola sama artinya dengan melempar bola. Keduanya aktif. Bolanya yang pasif. Membaca secara kritis adalah cara membaca dengan melihat motif penulis dan menilainya. Pembaca tidak sekedar menyerap apa yang ada, tetapi ia bersama-sama penulis berpikir tentang masalah yang dibahas.Membaca secara kritis berarti kita harus mampu membaca secara analisis dan dengan penilaian.
Jika kita membaca, harus ada tiga kegiatan ini : berpikir, menilai, dan membuat batasan-batasan. Kesemuanya itu perlu dilakukan dengan serentak.
Membaca kritis adalah membaca yang bertujuan untuk mengetahui fakta-fakta yang terdapat dalam bacaan kemudian memberikan penilaian terhadap fakta itu. Pembaca tidak hanya sekedar menyerap masalah yang ada, tetapi ia bersama-sama penulis berpikir tentang masalah yang dibahas. Membaca kritis berarti harus membaca secara analisis dan dengan penilaian



2.2     Teknik Membaca Kritis
Teknik Membaca Kritis sebagai berikut, yaitu :
1.        Pilihan waktu yang menurut anak sesuai untuk membaca waktu yang sesuai disini adalah waktu dimana tidak terdapat gangguan baik dari luar maupun dari dalam
2.        Pilihan tempat dan suasana yang sesuai untuk membaca yaitu tempat terang, sejuk, barsih, nyaman, tenang, dan rapi
3.        Perhatikan posisi, pastikan posisi anak yang benar dengan posisi tegak, tidak bungkuk, dan pastikan jarak antara buku dan mata anak < dari 30 cm
4.        Siapkan juga hal-hal yang biasanya membantu anak dan membaca, seperti pensil/ spidol
5.        Lakukan survei isi buku
6.        Membuat pertanyaan
7.        Membaca teliti
8.        Lakukan evakuasi
9.        Tinjau Ulang






2.2    Ragam Membaca Kritis
          Ada berbagai ragam membaca kritis bergantung pada jenis informasi seperti apa yang kita inginkan.
1.        Membaca cepat/ sekilas untuk membaca topik
Kadang-kadang kita membaca bukan untuk mencari informasi yang rinci.kita hanya ingin mrngetahui secara umum apa  yang dibicarakan  dalam tulisan yang kit abaca. Dalamhal ini, kita perlu memfokuskan perhatian pada bagian-bagian tertentu. Kita bisa membaca tulisan dengan cepat/secara sekilas dari awal sampai akhir. Dari kegiatan membaca cepat ini kita mendapat ide tentang topik tulisan yang kita baca.
2.        Membaca cepat untuk informasi khusus
Membaca cepat juga bisa dilakukan kalau kita menginginkan informasi khusus dari sebuah tulisan. Perhatian kita hanya tertuju pada bagian-bagian yang kita inginkan. Bagian-bagian yang mengandung informasi yang tidak kita tidak inginkan tidak mendapat perhatian kita.
3.        Membaca Teliti untuk Informasi Rinci
Kita mungkin juga ingin mendapatkan informasi rinci tentang suatu hal.Dalam hal ini, kegiatan membaca difokuskan pada bagian yang mengandung informasi yang kita ketahui secara rinci. Begitu kita sampai pada bagian tersebut, kita membacanya dengan teliti sampai kita benar-benar memahami informasi yang kita dapatkan.  Bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan tidak perlu dibaca lebih lanjut
2.1.1 Membaca Kritis Tulisan/Artikel Ilmiah
Membaca tulisan/artikel ilmiah berbeda dengan membaca jenis tulisan lain karena jenis informasinya yang berbeda. Tulisan ilmiah biasanya berisi informasi yang merupakan hasil penelitian. Ini berbeda dengan jenis tulisan lain yang informasinya bisa berupa pendapat dan kesan pribadi yang belum dibuktikan melalui penelitian dan prosedur ilmiah. Berikut adalah beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan dalam membaca tulisan/artikel ilmiah.
1.        Menggali tesis/ pernyataan masalah
Tulisan/artikel ilmiah biasanya mempunyai tesis atau pernyataan umum tentang masalah yang dibahas. Sebuah tesis biasanya diungkapkan   dengan sebuah kalimat  dan menilai apakah penulisannya berhasil atau tidak dalam membahas atau memecahkan masalah yang diajukan.
2.        Meringkas butir-butir penting setiap artikel
Meringkas butir-butir penting setiap artikel yang kit abaca perlu dilakukan karena ringkasan itu bisa dikembangkan untuk mendukung pernyataan yang kita buat. Dengan adanya  ringkasan, kita juga tidak perlu lagi membaca artikel secara keseluruhan kalau kita memerlukan informasi dari artikel yang bersangkutan.


3.        Menyetir konsep-konsep penting ( pandangan ahli, hasil penelitian,dan teori)
Menyetir konsep-konsep penting dari tulisan ilmiah perlu dilakukan untuk mendukung butir-butir penting pada tesis tulisan kita. Dengan memahmi konsep-konsep penting dari sebuah tulisan ilmiah, kita juga dapat lebih memahami konsep-konsep yang akan kita kembangkan dalam tulisan  kita.
4.        Menentukan bagian yang akan dikutip
Mengutip pendapat orang lain merupakan kegiatan yang sering kita lakukan dalam menulis. Dalam mengutip bagian dari sebuah tulisan ilmiah,kita juga perlu memperhatikan relevansi bagian tersebut dengan tulisan kita. Butiran-butir yang di anggap tidak relevan tidak perlu di kutip.
5.        Menentukan implikasi dari bagian/sumber yang di kutip
Dalam mengutip bagian dari sebuah artikel, kita perlu menyadari implikasinya,   apakah kutipan itu mendukung gagasan yang akan kita kembangkan dalam tulisan atau sebaliknya?
6.        Menentukan posisi penulis sebagai pengutip
Dalam mengutip pernyataan yang ada sebuah artikel, kita perlu secara jelas meletakkan posisi kita. Apakah kita bersikap netral, menyetujui, atau tidak menyetujiu pernyataan yang kita kutip?


2.1.2 Membaca Kritis Tulisan/Artikel Populer
            Tulisan yang kita buat dapat memanfaat informasi dari tulisan / artikel popular.Kegiatan membaca kritis tulisan popular sedikit berbeda dengan membaca kritis tulisan ilmiah karna kedua jenis tulisan tersebut mempunyai sifat yang berbeda.
1.        Mengenali persoalan utama atau isu yang dibahas
Biasanya isu yang dibahas dalan tulisan popular  berkaitan dengan masalah sosial yang sedang diminati masyarakat.
2.        Menentukan signifikasi/relenfansi isu dengan tulisan yang akan dihasilkan.
Isu yang dibicarakan dlam sebuah tulisan mungkin tidak mempunyai relevansi tuisanyang akan dibuat. Kita harus menghubungkan relevansi isi tulisan yang dibaca dengan isu tuisan yang kita hasilkan.
3.        Manfaatkan isu artikel popular untuk bahan/ inspirasi dalam menulis.
Isu artikel popular biasanya membahas tentang masalah sosial sehingga lebih menarik disbanding isu artikel ilmiah.
4.        Membedakan isi artikel popular dengan isi artikel ilmiah dan buku ilmiah
Artikel popular biasanya  berisi pembahasan tentang sebuah isu yang sedang diminati masyarakat. Peranan teori dan data sangat penting dalam artikel dan buku ilmiah.

2.1.3  Membaca kritis buku ilmiah
            Buku ilmiah pada dasarnya sama dengan artikel ilmiah, hanya saja buku ilmiah memuat uraian atau pembahasan yang lebih panjang dan rinci tentang suatu isu ilmiah.
1.        Memanfaatkan indeksi untuk menemukan konsep penting
Indeksi sangat membantu pembaca untuk mencari dengan cepat pembahasan atau penjelasan konsep-konsep tersebut dalam buku.
2.        Menentukan konsep-konsep penting (pandangan ahli, hasil penelitian dan teori) untuk bahan menulis
Pengenalan dan pemahaman konsep-konsep yang penting ini juga akan menambah kedalaman dan kekritisan tulisan kita.
3.        Menentukan dan menandai bagian-bagian yang dikutip
Bagian-bagian ini mungkin akan diacu dan dikutip dalam tulisan kita. Artinya, setiap kutipan ditulis nama penulis, tahun, dan halaman yang di kutip   Contoh. Winarno (2007: 72) mengatakan bahwa pada masa ini, orientasi pada penguasa masih sangat kuat dalam kehidupan birokrasi publik.
4.        Menentukan implikasi dari bagian/ sumber yang dikutip
Dalam mengutip bagian dari sebuah buku kita perlu memahami implikasinya. Kita harus mampu menghubungkan relevansi bagian yang kita kutip dengan isu tulisan yang akan kita hasilkan.tulisan yang dikutip harus dipertimbangkan mengenai implikasinya.

5.        Menentukan posisi penulis sebagai pengutip
Dalam mengutip pernyataan  yang ada dalam sebuah artikel kita perlu secara jelas meletakkan posisi kita, setiap pandangan yang dikutip, seseorang yang menggunakan kutipan itu dalam tulisannya perlu memberikan suatu kesimpulan dan pendapat sendiri mengenai konsep yang ditawarkan.

2.3    Karakteristik Membaca Kritis
Pernahkan Anda membaca, kemudian mengomentari bacaan atau bahkan ingin membuat/menulis bacaan tanggapan? Jika Anda pernah mengalami hal ini berarti kita sudah menerapkanmembaca kritis.
1.        Berpikir dan Bersikap Kritis
Membaca kritis pada dasarnya merupakan langkah lebih lanjut dari berpikir dan bersikap kritis. Adapun kemampuan berpikir dan bersikap kritis meliputi :
a.         Menginterpretasi secara kritis
b.         Menganalisis secara kritis
c.         Mengorganisasi secara kritis
d.        Menilai secara kritis
e.         Menerapkan konsep secara kritis (Nurhadi, 1987:143).
Adegan teknik-teknik yang digunakan untuk meningkatkan setiap kritis adalah sebagai berikut (cf. Nurhadi, 1987:145-181), yaitu :

a.         Kemampuan mengingat dan mengenali bahan bacaan
b.         Kemampuan menginterpretasi makna tersirat
c.         Kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep dalam bacaan
d.        Kemampuan menganalisis isi bacaan
e.         Kemampuan menilai isi bacaan
f.          Kemampuan meng-create bacaan atau mencipta bacaan. Keenam sikap kritis tersebut sejalan dengan ranah kognitif dalam taksonomi Bloom yang sudah direvisi oleh Anderson dan krathwhol (2001:268). Berikut ini adalah penjelasan masing-masing.
1)        Kemampuan mengingat dan mengenali
Kemampuan mengingat dan mengenali meliputi kemampuan:
a)    Mengenali ide pokok paragraph
b)   Mengenali tokoh-tokoh cerita dan sifat-sifatnya
c)    Menyatakan kembali ide pokok paragraph
d)   Menyatakan kembali fakta-fakta atau detil bacaan
e)    Menyatakan kembali fakta-fakta perbandingan, unsur-unsur hubungan sebab-akibat, karakter tokoh dan sebagainya.
2.        Kemampuan memahami/menginterpretasi makna tersirat
Tidak semua gagasan yang terdapat dalam teks bacaan itu dinyatakan secara tersurat atau secara eksplisit pada baris kata-kata atau kalimat-kalimat. Sering kali pula, gagasan serta makna tersebut terkandung di balik baris kata-kata atau kalimat-kalimat tersebut, dan untuk menggalinya diperlukan sebuah interpretasi dari Anda sebagai pembacanya. Anda harus mampu menafsirkan ide-ide pokok dan ide-ide pokok dan ide-ide penunjang yang secara eksplisit tidak dinyatakan oleh penulisnya, serta harus mampu membedakan faktafakta yang disajikan secara kritis.
Kemampuan menginterpretasi makna tersirat adalah kemampuan:
1)        Menafsirkan ide pokok paragraph
2)        Menafsirkan gagasan utama bacaan
3)        Membedakan fakta detil bacaan
4)        Manafsirkan ide-ide penunjang
5)        Membedakan fakta atau detil bacaan memahami secara kritis
Kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep Sebagai pembaca kritis Anda tidak boleh berhenti sampai pada aktifitas menggali makna tersirat melalui pemahaman dan interpretasi secara kritis saja, tetapi Anda juga harus mampu menetapkan konsep-konsep yang terdapat dalam bacaan ke dalam situasi baru yang bersifat problematic.
Dalam hal ini, kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep, meliputi kemampuan:
a)         Mengikuti petunjuk-petunjuk dalam bacaan
b)        Menerapkan konsep-konsep/gagasan utama ke dalam situasi baru yang problematic
c)         Menunjukkan kesesuaian antara gagasan utama dengan situasi yang dihadapi.

3.        Kemampuan menganalisis
Kemampuan menganalisis ialah kemampuan pembaca melihat komponen-komponen atau unsur-unsur yang membentuk sebuah kesatuan. Sebagaimana Anda ketahui, kesatuan dalam bacaan meliputi gagasan-gagasan utama, pernyataan-pernyataan, simpulsnsimpulsn, dan sebagainya. Pembaca kritis diharapkan melihat fakta-fakta, detil-detil penunjang, atau unsur pembentuk yang lain yang tidak disebutkan secara eksplisit. Lebih lanjut, kemampuan itu dikembangkan menjadi kemampuan pembaca melihat kesatuan gagasan melalui bagian-bagiannya. Sebagaimana Anda ketahui, sebuah teks bacaan, apa pun bentuknya, pada dasarnya di dalamnya membuat sebuah kesatuan gagasan yang bulat dan utuh. Hanya saja akibat cara dan gaya pengungkapan yang berbeda akan membuat gagasan atau suatu pesan tersebut terlihat samara-samar. Dalam kasus semacam itu, kewajiban pembaca adalah melakukan penyintesisan. Bentuk-bentuk penyintesisan tersebut, misalnya berupa simpulan atau ringkasan, ide pokok, gagasan utama bacaan, tema, atau kerangka bacaan. Secara terperinci kemampuan menganalisis sekaligus menyintesis, meliputi kemampuan berikut ini.
1)             Menangkap gagasan utama bacaan.
2)             Memberikan detil/fakta penunjang.
3)             Mengklasifikasikan fakta-fakta.
4)             Membandingkan antargagasan yang ada dalam bacaan.
5)             Membandingkan tokoh-tokoh yang ada dalam bacaan.
6)             Membuat simpulan bacaan
7)             Mengorganisasikan gagasan utama bacaan.
8)             Menentukan tema bacaan
9)             Menyusun kerangka bacaan
10)         Menghubungkan data sehingga diperoleh simpulan
11)         Membuat ringkasan.
4.        Kemampuan menilai isi bacaan
Kemampuan menilai isi dan penataan bacaan secara kritis dilakukan melalui aktifitasaktifitas mempertimbangkan, menilai, dan menentukan keputusan. Caranya, antara lain dengan mengajukan penilaian atas kebenaran gagasan atau pernyataan-pernyataan yang dikemukakan oleh penulis lewat pertanyaan-pertanyaan, seperti apakah pernyataan tersebut benar? Apa maksud yang ingin dituju oleh penulis lewat tulisan yang dibuatnya tersebut? Kemampuan menilai bacaan ini menunjukkan bahwa seorang pembaca kritis tidak begitu saja mempercayai apa saja yang dibacanya sebelum dilakukan proses pengkajian terlebih dahulu. Secara terperinci, kemampuan yang menyangkut sikap kritis dalam menilai bacaan, terutama terhadap aspek isi dan penggunaan bahasa meliputi kemampuan berikut ini.
1)        Menilai kebenaran gagasan utama/ide pokok paragraf/bacaan secara keseluruhan.
2)        Menilai dan menentukan bahwa sebuah pernyataan adalah fakta atau opini.
3)        Menilai dan menentukan bahwa sebuah bacaan diangkat dari realitas atau fantasi penulis.
4)        Menentukan tujuan penulis dalam menulis
5)        Menentukan relevansi antara tujuan dan pengenbangan gagasan
6)        Menentukan keselarasan antara data yang diungkapkan dengan simpulan yang dibuat.
7)        Menilai keakuratan dalam penggunaan bahasa, baik pada tataran kata, frasa atau penyusunan kalimatnya
5.        Kemampuan meng-create isi bacaan atau kemampuan mencipta bacaan (menulis)
Kemampuan meng-create isi bacaan adalah kemampuan:
1)        Menyerap inti bacaan
2)        Membuat rangkuman atau membuat kerangka bacaan yang disusun sebagai tanggapan terhadap bacaan atau membuat kerangka bacaan yang betul-betul baru berdasarkan pengetahuan dari bacaan
3)        Mengembangkan/menulis berdasarkan kerangka bacaan yang telah disusun.
Selanjutnya, untuk dapat melakukan kegiatan membaca kritis, ada beberapa persyaratan pokok yang perlu dipenuhi, (cf. Nurhadi, 1988 ; Harjasujana dkk.,1988), yakni:

a.         Pengetahuan tentang bidang ilmu yang disajikan dalam bacaan
b.         Sikap bertanya dan sikap menilai yang tidak tergesa-gesa
c.         Penerapan berbagai metode analisis yang logis atau penelitian ilmiah.
Jika Anda memiliki persyaratan pokok tersebut maka Anda akan dapat menarik manfaat yang sangat penting dalam membaca kritis, antara lain:
a.         Pemahaman yang mendalam dan keterlibatan yang padu sebagai hasil usaha menganalisis sifat-sifat yang dimiliki oleh bahan bacaan
b.         Kemampuan mengingat yang lebih kuat sebagai hasil usaha memahami berbagai hubungan yang ada di dalam bahan bacaan itu sendiri dan hubungan antara bahan bacaan itu dengan bacaan lain atau dengan pengalaman membaca Anda
c.         Kepercayaan terhadap diri sendiri yang mantap untuk memberikan dukungan terhadap berbagai pendapat tentang isi bacaan.








2.3    Contoh Bacaan dan Praktik Dalam Membaca Kritis
Marilah kita cermati bacaan berikut ini!
Menurut suatu penelitian di Universitas
Cambridge, aturan huruf dalam kata tidak
penting. Cukup huruf pertama dan terakhir
Tentunya Anda dapat membaca bacaan di atas dengan cukup mudah, bukan? Akan tetapi,
bagaimana dengan bacaan berikut ini !
Memangagaksulitmembacatulisaninikarenatan
patitikdankomadanjugapastilamakelamaanand
apastijaditerbiasawalaupunjarangadaorangyan
Bacaan kedua mungkin agak sulit daripada bacaan pertama karena Anda jarang menemukan tulisan tanpa tanda baca, perbedaan huruf besar/kecil, dan tanpa spasi, seperti itu. Akan tetapi, akhirnya Anda tetap dapat membacanya bukan?

   






BAB III
PENUTUP

3.1    Simpulan
1.    Membaca merupakan suatu tindakan yang sangat menunjang kegiatan menulis.
2.    Dengan banyak membaca, kita akan mendapatkan banyak informasi serta pengetahuan yang dapat di jadikan modal untuk menjadi penulis.
3.    Kegiatan membaca dapat memberikan gagasan kepada kita yang berguna untuk tulisan kita.

3.2    Saran
Membaca telaah isi merupakan suatu kegiatan membaca yang harus dikembangkan dan dibiasakan dalam proses belajar, maupun proses mengkaji isi bacaan. Oleh sebab itu peningkatan minat membaca teliti harus di timbuhkan sejak dari usia dini agar bisa mencapai tujuan yang diinginkan kelak.






DAFTAR PUSTAKA

Tim Pengajar. 2010. Pengembanga kepribadian Bahasa Indonesia . Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Www.Google.com. Diakses pada tanggal 2 April 2011.

.


           







No comments:

Post a Comment